Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Udhin Dohang
SANGATTA - Sorotan media terhadap Noorsyaidah, warga Bukit Pelangi, Desa Teluk Lingga, Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, seakan tak ada habisnya. Puluhan kawat berkarat yang secara ajaib tumbuh di perut dan dadanya tak hanya menarik perhatian media lokal, tetapi juga mengundang rasa penasaran sejumlah pers asing.
Terbukti, setelah mendapat kunjungan dari salah satu stasiun televisi dari Jerman, beberapa pekan lalu, kini dalam waktu dekat Noorsyaidah diminta kesediaanya untuk diliput langsung oleh salah satu media televisi yang berbasis di Hongkong. "Saya juga enggak tahu kenapa. Baru-baru ini ada wartawan dari Jerman yang meliput saya sewaktu di Samarinda. Nah, sekarang ada adalagi televisi dari Hongkong yang juga mau wawancara," ujar Noorsyaidah, kemarin.
Seperti biasa, Noorsyaidah yang selalu berusaha berpikir positif tentang penyakit yang dia alami tak pernah menolak permintaan tersebut. Ia justru menganggap perhatian publik yang demikian antusias punya berkah tersendiri. Puluhan kawat berkarat yang tumbuh dan hilang di perut dan dadanya selama hampir 17 tahun terakhir menurutnya sudah tak perlu lagi ditutupi.
"Sudah tidak ada lagi yang perlu disembunyikan. Mungkin seluruh dunia sudah tahu. Saya berharap semoga ini ada berkahnya dan tidak lantas dikatakan ingin cari sensasi," tuturnya. Anehnya, meski mengaku tak pernah putus ada, Noor tidak pernah lagi berdoa untuk sembuh. Bahkan, ia juga menolak keras jika ada pihak yang mendoakan kesembuhannya.
Lalu, apa yang diharapkan Noor? Dengan lugas ia menuturkan bahwa saat ini ia hanya ingin Tuhan memberikan hal terbaik buatnya. Kesembuhan, ujar Noor, tidak bermakna jika pada akhirnya hanya menimbulkan fitnah atau akibat buruk bagi dirinya, keluarga, masyarakat dan terutama agama Islam yang dianutnya.
Rabu, 08 Oktober 2008
Kisah Guru Ngaji yang Perutnya selalu keluar kawat
Noorsyaidah Diminati TV Hongkong dan Jerman (37)
Noorsyaidah (tengah) bersama kakaknya Hj Siti Robiah di Samarinda, Kalimantan Timur.
Rabu, 8 Oktober 2008 | 13:14 WIB
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar